Dra. Khofifah Indar
Parawansa lahir di Surabaya, jawa timur, 19 Mei 1965, dan sekarang ia berusia
49 tahun adalah Mentri Negara Pemberdayaan Peremuan pada Kabinet Persatuan
nasional. ia meraih gelar sarjana pada tahun 1990 dari Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Surabaya. pada 26 Oktober 2014, ia dipilih
oleh presiden Jokowi untuk menjadi Mentri Sosial, kabinet kerja peride
2014-2019. istri dari Ir. H. Indar Parawansa dan ibu dari empat orang anak ini
mengahbiskan hampir seluruh masa studinya di surabaya, dari SD, SMP, SMA,
hingga kuliah di Universitas Airlangga (1985-1991) dan S2 di Sekolah Tinggi
Ilmu Dakwah Surabaya (1984-1989). sampai kemudian, ia hijrah ke jakarta untuk
menempuhprogram Strata II di Fakultas Ilmu Sosial Poliik Universitas Indonesia
(1993-1997). sejak muda ia aktif pada kegiatan sosial dan aktif di berbagai
organisasi sosial kemasyarakatan. karena itulah, atas prestasi yang di raih, ia
menerima beberapa pengharagaan yang cukup kuat dalam ingatannya. yaitu sebagai
tokoh penggerak masyarakat yang pernah di peroleh dari Islamic Fair Of
Indonesia tahun 2011/1433 H.
Permpuan tangguh dan
murah senyum yang satu ini memang bukan nama yang asing di jagat perpolitikan
di indonesia. Khofifah Indar Parawansa pernah menjabat sebagai Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan pada tahun 1999 hingga 2001. karir politik wanita asli
Surabaya ini sangat panjang. dari menjabat sebagai pimpinan Fraksi Partai
Persatuan Pembangunan DPR RI (1992-1997). Pimpinan Komisi VIII DPR RI
(1995-1997), Anggota Komisi II DPR RI (1997-1998), hingga Wakil Ketua DPR RI
(1999) Khofifah Indar parawansa juga pernah menjadi Sekertaris Fraksi Partai
Kebangkitan Bangsa MPR RI (1999), Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (1999-2001), Ketua Komisi VII DPR RI (2004-2006), Ketua Fraksi
Kebangkitan Bangsa MPR RI (2004-2006), Anggota Komisi VII DPR RI (2006).
Khofifah memang aktif
dalam layanannya lintas area. Misalnya ia pernah menyelenggarakan Training of
Trainer bagi tokoh lintas agama dalam membangun perspektif multi kultur dan
harmoni kehidupan antar umat beragama di berbagai propinsi. Antara lain di kota
Makassar - Sulawesi Selatan, Ternate - Maluku Utara dan Ambon - Maluku.
Sebagai ketua umum Muslimat NU ia juga pernah
menyelenggarakan Training Of Trainer bersama Badan nasional Penanggulangan
terorisme dalam pembentukan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme di
beberapa propinsi. Antara lain di Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan dan Riau.
Hampir semua daerah yang mengalami konflik sosial
ia datangi. Termasuk saat terjadi konflik di Ambon, Sampang, Aceh, Ternate,
Bitung, Sambas, dan lain-lain. Berbagai program multi kultur tetap menjadi
bagian dari nafas kehidupannya sebagai warga bangsa yang ber bhinneka tunggal
ika.
Sebagai ketua umum Pimpinan Pusat
Muslimat NU, ia secara terus menerus menyerukan kepada warga Muslimat NU dan
warga masyarakat pada umumnya, di berbagai tempat dan kesempatan agar menjaga
lingkungan hidup dan terus menanam. Tugas itu dilakukan dalam rangka
menjalankan komitmen pelaksanaan Millenium Development Goals. Dalam hal pemberdayaan ekonomi
perempuan, sejak tahun 1996 Khofifah memiliki komitmen untuk keliling propinsi
mengajak perempuan/Muslimat NU agar segera membangun koperasi. Terhitung selama
tahun 1996-1997, ia telah keliling ke 16 propinsi untuk memediasi pembentukan
koperasi.
Ia pun menggerakkan
Muslimat NU untuk menjaga lingkungan hidup dan menanam pohon. Sebanyak 1,8 juta
telah ditanam dalam kurun 2003-2007. Tahun 2011, Khofifah mendapat penghargaan
dari Menteri Kehutanan atas kontribusinya mengggerakkan Muslimat NU menanam
pohon.
Hasilnya, tahun 2008, Muslimat NU telah berhasil
membentuk Induk Koperasi, dan Khofifah sebagai inisiator Koperasi An-Nisa’
mendapatkan penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM. Penghargaan dari
Kementerian Koperasi dan UKM juga diterima kembali pada tahun 2013.
Saya mengharapkan sosok
khofifah ini mampu menjadi figur
atau contoh teladan yg baik bagi masyarakat Indonesia. dan mudah-mudahan ia bisa bekerja
semaksimal mungkin dan menjadi sosok yang amanah. Seperti apah yg pernah di
katakannya keada wartawan. Dan harapan saya kepada mentri sosial yang sekarang
semoga kehidupan sosial di Indonesia lebih sejahtera tentram dan damai dan
semoga khofifah dapat menjalankan tugasnya dengan kejujuran dan tanggung jawab.