Selasa, 05 Mei 2015

Siklus Poduk Dunkin Donut

Dunkin Donut

1. Tahap pengenalan/ introduction
Dunkin Donut adalah industri yang pertama kali didirikan di Amerika pada tahun 1950 oleh William Rosenberg yang memproduksi donat dengan pilihan rasa yang bermacam-macam. Dunkin menciptakan inovasi pada tampilan setiap produk donatnya dan memberikan gebrakan di tengah sedikitnya ragam jenis donat yang beredar.

2. Tahap Pertumbuhan/ growth
Karena tingkat penjualan produk di Amerika tinggi dan laku pesat tidak dapat dipungkiri Usaha franchise-nya pun berkembang dengan pesat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pada tahun 1990, dunkin donut dibeli oleh Allied domecq (UK) dan Dunkin Donut di branded. kemudian pada tahun 2005 perusahaan cabang wine dan spirit membeli perusahaan Dunkin Donut dan berpindah tangan kepada Pernod Ricard dan kemudia brand Dunkin Donut dikembalikan pada Amerika setelah berpindah tangan kepada the Carley Group dan Thomash H.lee dibeli seharga 2,4 Milliyar.

3. Tahap Pendewasaan/Maturity
Semakin berjalannya waktu banyak bermunculan produk serupa di Indonesia. Akan tetapi nama Dunkin Donut tetap bertahan diantara pesaing, karena produk Dunkin Donut mempunyai cirri khas yang berbeda dengan produk serupa, dimulai dari teksur rasa maupun ingredient yang digunakan. Dan juga Dunkin Donut bisa tetap laku dipasaran karena distribusi produk bisa menjangkau pasar swalayan terdekat masyarakat.

4. Tahap Penurunan/ decline
Pada tahap ini merupakan ancaman bagi produk Dunkin Donut karena bermunculannya produk serupa dimasyarakat yang memiliki kualitas dan rasa yang hampir sama, contohnya industry J.co. tingkat penjualan industry J.co lebih tinggi daripada Dunkin Donut karena J.co menerapkan inovasi yang tidak dimiliki dari perusahaan Dunkin Donuts , seperti konsep dapur yang terbuka sehingga konsumen dapat melihat sendiri proses pembuatan dari donat tersebut, lalu penambahan Topping pada produk donatnya.Selain itu ada beberapa faktor yang membuat J.CO lebih unggul dari Dunkin Donuts, antara lain 50 % Bahan baku donat tersebut di impor dari luar negeri seperti cokelat yang diimpor dari Belgia, Susu dari Selandia baru dan beberapa minuman yang diimpor dari Italia dan Costa Rica. Dengan itu, J.CO mendapatkan posisi sebagai produk dengan kualitas premium di Indonesia. Dan untuk meningkatnya penjualan Dunkin Donut pun mempunyai ide yaitu membuat outlet yang dilengkapi dengan WIFI dan juga mempunya inovasi baru yaitu donat dengan rasa baru yang mempunyai rasa-rasa terbaru.

perkiraan produk Dunkin Donut dimasa mendatang menurut saya setiap produk pasti mengalami yang namanya siklus hidup produk. sebuah produk dapat bertahan hidup di tengah persaingan karena adanya inovasi yang terus - menurus, jika perusaan terus mengambangkan inovasi inovasi baru dan menciptakan banyak varian rasa yang menarik dan harga lebih terjangkau maka Dunkin Donut tidak akan tertinggal oleh produk produk lain seperti J.CO dll. tetapi jika Dunkin Donut tetap stuck maka Dunkin Donut akan di tinggalkan oleh masyarakat dan pindah ke produk yang lebih menarik dan terjangkau harganya.


referensi : http://herususilofia.lecture.ub.ac.id/2012/05/mata-kuliah-pengantar-administrasi-bisnis/comment-page-2/

0 komentar:

Posting Komentar